Powered By Blogger

Sabtu, 26 Maret 2011

RIVETED JOINTS

Perancangan Paku Keling (Riveted Joints)


SAMBUNGAN PAKU KELING (RIVETED JOINTS)
Jenis sambungan dengan menggunakan paku keling, merupakan sambungan tetap karena sambungan ini bila dibuka harus merusak paku kelingnya dan tidak bisa dipasang lagi, kecuali mengganti paku kelingnya dengan yang baru.
Pemakaian paku keling ini digunakan untuk :
-          Sambungan kuat dan rapat, pada konstruksi boiler( boiler,  tangki dan pipa-pipa tekanan tinggi ).
-          Sambungan kuat, pada konstruksi baja (bangunan, jembatan dan crane ).
-          Sambungan rapat, pada tabung dan tangki ( tabung pendek,       cerobong, pipa-pipa tekanan).
-          Sambungan pengikat, untuk penutup chasis ( mis ; pesawat terbang).
Sambungan paku keling ini dibandingkan dengan sambungan las mempunyai keuntungan yaitu :
  1. Sambungan keling lebih sederhana dan murah untuk dibuat.
  2. Pemeriksaannya lebih mudah
  3. Sambungan keling dapat dibuka dengan memotong kepala dari paku keling tersebut.
Bila dilihat dari bentuk pembebanannya, sambungan paku keling ini dibedakan yaitu :
  1. Pembebanan tangensial.
  2. Pembebanan eksentrik.
  1. PEMBEBANAN TANGENSIAL
Pada jenis pembebanan tangensial ini, gaya yang bekerja terletak pada garis kerja resultannya, sehingga pembebanannya terdistribusi secara merata kesetiap paku keling yang digunakan.
Bila ditinjau dari jumlah deret dan baris paku keling yang digunakan, maka kampuh keling dapat dibedakan yaitu :
1. Kampuh Bilah Tunggal dikeling Tunggal




2. Kampuh Bilah Tunggal dikeling Ganda




3. Kampuh Bilah Ganda dikeling Tunggal




4. Kampuh Bilah Ganda dikeling Ganda




PERENCANAAN SAMBUNGAN PAKU KELING
1. Kampuh Bilah Tunggal Dikeling Tunggal





Bila paku tersebut mendapat pembebanan seperti terlihat pada gambar, maka seluruh penampang dari paku tersebut akan putus tergeser bila tidak mampu menahan gaya luar yang diberikan pada kedua ujung plat tersebut.
Tegangan yang terjadi pada penampang bahan yaitu :

Untuk menentukan ukuran plat yang sesuai yaitu :
Bila tebal plat (t) dan lebar plat (b), maka plat tersebut akan putus tertarik, bila tidak mampu menahan gaya luar yang diberikan. Sehingga tegangan yang terjadi pada penampang plat yaitu tegangan tarik.

Contoh soal :
Dua buah plat akan disambung dengan kampuh bilah tunggal dikeling tunggal, direncanakan menerima beban sebesar 10 kN. Bila bahan plat mempunyai tegangan tarik izin 137,3 N/mm2 dan bahan paku dengan tegangan geser izinnya 109,8 N/mm2 serta tebal plat 4 mm.
Tentukanlah :              a. Diameter paku keling yang sesuai.
b. Lebar plat yang dibutuhkan.


Contoh Perancangan Poros


Diketahui sebuah pompa digerakkan dengan menggunakan motor listrik berdaya 300 Kw serta putarannya 900 rpm, bila poros tersebut dibuat dari bahan st 60 dengan faktor keamanan 10. ditanyakan : bila poros tersebut menerima beban puntir saja, tentukan diameter poros yang sesuai.


Elemen Mesin Pasak ( KEYS )


Pasak digunakan untuk menyambung dua bagian batang (poros) atau memasang roda, roda gigi, roda rantai dan lain-lain pada poros sehingga terjamin tidak berputar pada poros.
Pemilihan jenis pasak tergantung pada besar kecilnya daya yang bekerja dan kestabilan bagian-bagian yang disambung.
Untuk daya yang kecil, antara naf roda dan poros cukup dijamin dengan baut tanam (set screw).
Dilihat cara pemasangannya, pasak dapat dibedakan yaitu :
  1. Pasak memanjang
Jenis pasak memanjang yang banyak digunakan ada bermacam-macam yaitu :
Sunk Keys (pasak benam)
Pasak benam ada beberapa jenis yaitu :
  1. Pasak benam segi empat (Rectangular Sunk key)
Bahan lengkap mengenai elemen mesin pasak dapat download disini : SAMBUNGAN PASAK

Tugas Perancangan Rem Mesin Bubut

Rem pita pada mesin bubut dengan menggunakan momen poros untuk memutar sistem mekanik yang akan menarik pita rem.
Dalam analisa perancangan ini, dibagi atas perancangan pita rem dan bahan gesek, perancangan pegas dan perancangan paku keling. Pada motor dan drum rem mesin bubut diketahui bahwa :
Daya (P)                      =  2,2 kW = 2200 W
Putaran motor (nm)       =  1430 rpm
Diameter drum (DR)      =  159,5 mm =  0,1595 m
Dan ditentukan efisiensi putaran antara drum rem dan putaran motor
Efisiensi                      =  95%





Tugas Perancangan Kopling

kopling mobil
Tugas perancangan elemen mesin merupakan salah satu mata kuliah wajib di jurusan teknik mesin, dalam mata kuliah ini mahasiswa wajib untuk membuat laporan berupa perancangan elemen mesin, misalnya perancangan roda gigi, perancangan kopling, rem, poros dlln.

PENGERTIAN ELEMEN MESIN

Mesin mobil yang merupakan gabungan elemen mesin
Elemen mesin adalah bagian dari komponen tunggal yang dipergunakan pada konstruksi mesin, dan setiap bagian mempunyai fungsi pemakaian yang khas. Dengan pengertian tersebut diatas, maka elemen mesin dapat dikelompokkan sebagai berikut :
  • Elemen – elemen sambungan
-          Sambungan susut dan tekan
-          Sambungan paku keling
-          Sambungan ulir sekrup
-          Sambungan baut dan pin
-          Sambungan pengelasan
-          Sambungan solder dan brazing
-          Sambungan Adhesif
  • Bantalan dan elemen transmisi
-          Bantalan luncur
-          Bantalan gelinding
-          Poros dukung dan poros pemindah
-          Kopling tetap& tidak tetap
-          Rem
-          Pegas
-          Tuas
-          Sabuk dan Rantai
-          Roda gigi
  • Elemen-elemen transmisi untuk gas dan Liquid
-          Valve
-          Fittings
PRINSIP-PRINSIP DASAR PERENCANAAN ELEMEN MESIN
Perencanaan eleven mesin, pada dasarnya merupakan perencanaan bagian (komponen), yang direncanakan dan dibuat untuk memenuhi kebutuhan mekanisme dari suatu mesin.
Dalam  tahap-tahap perencanaan tersebut, pertimbangan-pertimbangan yang perlu  diperhatikan dalam memulai perencanaan eleven mesin meliputi :
  1. Jenis-jenis pembebanan yang direncanakan
  2. Jenis-jenis tegangan yang ditimbulkan akibat pembebanan tsb.
  3. Pemilhan bahan
  4. Bentuk dan ukuran bagian mesin yang direncanakan
  5. Gerakan atau kinematika dari bagian-bagian yang akan direncanakan.
  6. Penggunaan komponen Standard
  7. Mencerminkan suatu rasa keindahan (aspek estética)
  8. Hukum dan ekonoomis
  9. Keamanan operasi
  10. Pemeliharaan dan perawatan
Dengan memperhatikan pertimbangan tersebut diatas, maka tahap-tahap perencanaan totalnya yaitu sbb :
  1. Menentukan kebutuhan
  2. Pemilihan mekanisme
  3. Beban mekanisme
  4. Pemilihan material
  5. Menentukan ukuran
  6. Modifikasi
  7. Gambar kerja
  8. Pembuatan dan kontrol koalitas
Yang dimaksud dengan tahap perencanaan tersebut diatas :
1.Menentukan kebutuhan
Menentukan kebutuhan dalam hal ini adalah kebutuhan akan bagian-bagian yang akan direncanakan, sesuai dengan fungsinya
2. Pemilihan mekanisme
Berdasarkan fungsinya dipilih mekanisme yang tepat dari bagian mesin tersebut. Misalnya untuk memindahkan putaran poros keporos yang digerakan dipilih roda gigi payung.
3. Beban mekanis
Berdasarkan mekanisme yang telah ditentukan, beban-beban mekanis yang akan terjadi harus dihitung berdasarkan data yang sesuai dengan kebutuhan, sehingga didapat jenis-jenis pembebanan yang bekerja pada elemen tersebut.
4. Pemilihan bahan (material)
Untuk mendapatkan bagian mesin yang sesuai dengan kekuatannya, dilakukan pemilihan bahan dengan kekuatan yang sesuai dengan kondisi beban serta tegangan yang terjadi. Misalnya kekuatan direncanakan harus lebih kecil dari kekuatan bahan yang ditentukan dengan faktor keamanan sesuai dengan kebutuhan.
5. Menentukan ukuran
Bila terjadi kesesuaian pemakaian bahan dan perhitungan beban mekanis dapat dicari ukuran-ukuran elemen mesin yang direncanakan dengan standart yang ada dalam standarisasi.
6. Modifikasi
Modifikasi bentuk diperlukan bila bagian mesin yang direncanakan telah pernah dibuat sebelumnya.
7. Gambar Kerja
Setelah mendapatkan ukuran yang sesuai, ukuran untuk pengambaran kerja didapat, baik gambar detail maupun gambar assemblynya.
8. Pembuatan kontrol kualitas
Dengan gambar kerja dapat dibuat bagian-bagian mesin yang dibutuhkan, dengan mencatumkan persyaratan suaian, toleransi serta tanda pengerjaan, ini dimaksudkan untuk mendapatkan hasil pembuatan suaian dengan yang diinginkan. Dari penentuan suaian yang telah ditetapkan tersebut dapat digunakan sebagai pedoman kontrol kualitas yang disyaratkan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar